Bagaimana Terjadinya Gerhana Bulan dan Gambarnya

Diposting pada

SMP IT ROJAUL HUDA – Gerhana bulan adalah salah satu fenomena alam yang telah memukau manusia selama berabad-abad. Fenomena ini terjadi ketika posisi Bumi berada di antara Matahari dan Bulan, sehingga Bumi menutupi cahaya Matahari yang biasanya memantul ke permukaan Bulan.

Dalam artikel ini, kita akan menjelaskan lebih rinci tentang pengertian dan proses bagaimana terjadinya gerhana bulan, jenis-jenis gerhana bulan, kapan gerhana bulan terjadi, fakta-fakta menarik seputar gerhana bulan, dan mitos yang berkembang di berbagai negara.

Pengertian dan Bagaimana Terjadinya Gerhana Bulan

Bagaimana Terjadinya Gerhana Bulan dan Gambarnya

Secara sederhana, gerhana bulan adalah fenomena yang terjadi saat Bumi berada di antara Matahari dan Bulan. Saat gerhana bulan terjadi, Bulan mengorbit Bumi sementara Bumi juga mengorbit Matahari.

Ketika Bumi, Matahari, dan Bulan berada dalam satu garis lurus dengan Bumi di tengah, maka Bumi akan menutupi cahaya Matahari yang biasanya memantul ke permukaan Bulan.

Proses terjadinya gerhana bulan dimulai ketika bayangan Bumi mulai menutupi Bulan. Ini mengakibatkan Bulan tidak lagi bisa memantulkan cahaya Matahari, dan kita melihat Bulan menjadi gelap.

Namun, gerhana bulan selalu terjadi dari sore hingga malam hari, sehingga Bulan akan terlihat memantulkan cahaya Matahari kembali saat malam tiba.

Biasanya, Bulan bersinar di malam hari karena ia memantulkan cahaya Matahari. Namun, selama gerhana bulan, bayangan Bumi jatuh di permukaan Bulan, sehingga yang jatuh di permukaan Bulan bukanlah sinar Matahari.

Fenomena gerhana bulan hanya terjadi saat Bulan berada dalam fase purnama, dan kita dapat menyaksikannya dari Bumi saat malam tiba.

Jenis-jenis Gerhana Bulan

Gerhana bulan dapat dibagi menjadi tiga jenis utama:

1. Gerhana Bulan Total

Gerhana bulan total terjadi ketika seluruh bayangan umbra Bumi menutupi Bulan. Dalam kondisi ini, Matahari, Bumi, dan Bulan tepat berada dalam satu garis lurus.

Matahari biasanya memantulkan cahayanya ke Bulan, tetapi saat Bumi berada di antara Matahari dan Bulan, Bumi menghalangi sinar Matahari tersebut.

Selama gerhana bulan total, sebagian sinar Matahari masih bisa mencapai permukaan Bulan.

Namun, saat sinar Matahari tersebut melewati atmosfer Bumi, atmosfer akan menyaring sebagian besar cahaya biru, sehingga Bulan akan terlihat berwarna merah jika dilihat dari Bumi.

Warna merah ini sering kali disebut sebagai “blood moon.” Warna Bulan selama gerhana bulan total dapat bervariasi tergantung pada jumlah debu dan partikel di atmosfer Bumi.

2. Gerhana Bulan Sebagian

Gerhana bulan sebagian, atau gerhana bulan parsial, terjadi ketika Bumi tidak sepenuhnya menghalangi Bulan dari sinar Matahari.

Sebagian permukaan Bulan masih berada di dalam bayangan penumbra Bumi. Kondisi ini terjadi saat Matahari, Bumi, dan Bulan tidak berada dalam satu garis lurus yang sempurna.

Selama gerhana bulan sebagian, tampak seperti Bumi “melahap” sebagian dari Bulan. Penampakan ini tergantung pada posisi relatif Matahari, Bumi, dan Bulan.

3. Gerhana Bulan Penumbra

Gerhana bulan penumbra terjadi ketika seluruh Bulan berada di dalam bayangan penumbra Bumi. Dalam kondisi ini, Bulan masih bisa terlihat dengan warna yang cenderung samar.

Gerhana bulan penumbra sering kali sulit untuk diamati dan kurang spektakuler dibandingkan dengan jenis gerhana lainnya.

Kapan Gerhana Bulan Terjadi?

 

Fenomena gerhana bulan tidak terjadi setiap bulan; sebaliknya, mereka terjadi dengan jadwal yang lebih jarang. Sebagai contoh, gerhana bulan total terakhir terjadi pada tanggal 26 Mei 2021. P

roses gerhana bulan total dapat dibagi menjadi beberapa fase:

  1. Fase Awal (P1) Gerhana Bulan: Gerhana dimulai dan bayangan Bumi mulai menutupi Bulan.
  2. Fase (U1) Gerhana Bulan Sebagian: Gerhana berlanjut, dan sebagian permukaan Bulan tertutup oleh bayangan Bumi.
  3. Fase (U2) Gerhana Bulan Total: Fase puncak gerhana bulan total, di mana seluruh Bulan tertutup oleh bayangan Bumi. Selama fase ini, Bulan dapat terlihat berwarna merah.
  4. Fase (U3) Gerhana Bulan Total: Gerhana berlanjut dan mulai berakhir, dengan Bulan kembali terlihat sebagian.
  5. Fase (U4) Gerhana Bulan Sebagian: Gerhana hampir berakhir, dan sebagian besar Bulan sudah terlihat lagi.
  6. Fase Akhir (P4) Gerhana Bulan: Gerhana berakhir sepenuhnya.

Seluruh proses gerhana, mulai dari fase awal hingga fase akhir, berlangsung selama beberapa jam, sementara fase total gerhana bulan berlangsung selama beberapa belas menit.

Fakta-fakta dan Dampak Gerhana Bulan

Selain menjadi fenomena yang menarik untuk diamati, gerhana bulan juga memiliki beberapa fakta menarik dan dampak yang terkait dengannya:

1. Gerhana Bulan Tidak Berdampak Pada Kesehatan Manusia

Meskipun banyak orang mengaitkan gerhana bulan dengan dampak negatif pada kesehatan manusia, tidak ada bukti ilmiah yang mendukung klaim ini.

Tidak ada pengaruh yang terbukti antara gerhana bulan dan kesehatan manusia. Namun, perlu diingat bahwa saat menyaksikan gerhana matahari, diperlukan alat bantu optik, karena melihatnya dengan mata telanjang dapat merusak mata.

2. Gerhana Bulan Tidak Membahayakan Ibu Hamil

Beberapa masyarakat di berbagai negara percaya bahwa gerhana bulan berbahaya bagi ibu hamil, tetapi hal ini tidak benar.

Gerhana bulan tidak memiliki dampak negatif pada kesehatan ibu hamil. Ibu hamil akan tetap sehat selama mereka menjaga pola makan dan keselamatan kandungan mereka.

3. Gerhana Bulan Tidak Berhubungan dengan Penyakit Mental

Meskipun ada keyakinan bahwa gerhana bulan berhubungan dengan penyakit mental, hal ini tidak didukung oleh bukti ilmiah.

Yang sering terjadi adalah peningkatan tekanan darah, denyut nadi, dan perilaku abnormal yang lebih terkait dengan pasang surut air laut daripada dengan gerhana bulan itu sendiri.

4. Jumlah Nyamuk Bertambah Banyak Saat Gerhana Bulan

Salah satu dampak yang nyata dari gerhana bulan adalah peningkatan jumlah nyamuk. Penelitian di beberapa wilayah telah menunjukkan bahwa nyamuk, seperti Aedes, Anopheles, Culex, dan Psorophora, cenderung meningkat selama gerhana bulan.

Oleh karena itu, penting untuk menjaga kebersihan rumah dan lingkungan sekitar saat gerhana bulan terjadi untuk menghindari peningkatan populasi nyamuk.

5. Gerhana Bulan Menyebabkan Pasang Surut Air Laut

Ketika gerhana bulan terjadi, terjadi pasang surut air laut yang lebih besar daripada biasanya. Namun, ini tidak perlu dikhawatirkan secara berlebihan karena tingkat ketinggian air masih dalam batas yang aman.

Gerhana bulan tidak mempengaruhi perubahan iklim seperti perubahan suhu udara.

6. Warna Gerhana Bulan Tidak Selalu Merah

Warna Bulan selama gerhana bulan total cenderung merah karena cahaya Matahari yang melewati atmosfer Bumi terpencar ke arah spektrum merah, menghasilkan warna merah pada Bulan.

Namun, warna ini dapat bervariasi tergantung pada kualitas udara di tempat pengamat. Di tempat dengan udara bersih dan langit bebas polusi, warna merah akan lebih jelas, sementara di tempat dengan polusi udara, warna Bulan bisa terlihat lebih jingga.

Mitos-mitos Gerhana Bulan dari Berbagai Negara

Gerhana bulan telah memunculkan berbagai mitos dan kepercayaan di berbagai budaya dan negara. Berikut adalah beberapa mitos yang berkembang di beberapa wilayah:

1. Naga Menelan Matahari

Di Tiongkok, masyarakat percaya bahwa gerhana bulan terjadi karena seekor naga haus akan darah. Mereka juga percaya bahwa naga ini akan turun ke Bumi untuk memangsa manusia.

Untuk mengusir naga ini, masyarakat Tiongkok sering menyalakan petasan dan menggelar pertunjukan seni hingga Bulan kembali seperti semula.

2. Gerhana Bulan Jadi Tanda Bencana

Di Yunani kuno, masyarakat percaya bahwa gerhana adalah tanda kemarahan para dewa. Mereka mengaitkannya dengan kemungkinan timbulnya bencana dan kerusakan di Bumi.

3. Perempuan Hamil Harus di Dalam Rumah

Beberapa masyarakat di Meksiko, India, dan Indonesia memiliki keyakinan bahwa gerhana bulan sangat berbahaya bagi ibu hamil. Ibu hamil dilarang untuk berada di luar rumah selama gerhana bulan.

Ada juga mitos yang menyatakan bahwa ibu hamil harus membawa gunting untuk menghindari kesialan akibat gerhana bulan.

4. Jaguar Memakan Bulan

Suku Inca di Peru percaya bahwa gerhana bulan terjadi karena jaguar sedang memakan Bulan. Oleh karena itu, gerhana bulan total yang berwarna merah sering dianggap sebagai darah dari Bulan.

5. Bulan Sedang Sakit

Suku Hupa di Amerika percaya bahwa Bulan memiliki 20 hewan peliharaan, dan jika mereka tidak diberi makan, hewan-hewan ini akan menyerang dan menyebabkan gerhana.

Suku Luiseno percaya bahwa gerhana bulan adalah tanda bahwa Bulan sedang sakit, dan mereka merawatnya dengan nyanyian.

6. Pertengkaran Antara Bulan dan Matahari

Suku Batammaliba di Afrika meyakini bahwa gerhana bulan terjadi karena Bulan dan Matahari sedang bertengkar di langit. Untuk mendamaikan mereka, mereka melakukan ritual selama gerhana.

7. Kedatangan Iblis

Beberapa budaya seperti Tiongkok dan Viking percaya bahwa gerhana adalah tanda kedatangan iblis. Untuk mengusir iblis, mereka akan berkumpul dan menghasilkan suara keras dengan menggunakan panci dan wajan selama gerhana.

Baca juga: Proses terjadinya gerhana matahari

Kesimpulan

Gerhana bulan adalah fenomena alam yang menarik dan misterius yang telah memikat manusia selama ribuan tahun. Ini adalah hasil dari posisi relatif Bumi, Matahari, dan Bulan yang menciptakan bayangan dan menutupi Bulan.

Meskipun banyak mitos dan kepercayaan yang berkembang di berbagai budaya, fakta ilmiah menunjukkan bahwa gerhana bulan adalah fenomena alam yang alami dan tidak memiliki dampak negatif pada kesehatan manusia.

Fenomena ini juga memberikan kesempatan bagi ilmuwan dan pengamat langit untuk memahami lebih dalam tentang alam semesta kita.

Jadi, saat Anda memiliki kesempatan untuk menyaksikan gerhana bulan berikutnya, jangan ragu untuk melihatnya dan mengaguminya sebagai salah satu keajaiban alam yang menginspirasi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *